Hi!
or
Hello!
still dunno how to start this without the awkward things haha
How was ur day? mine is nothing special, hmm but not really. coz there is a guy who makes my stomach full of butterflies haha cheesy brohh lets forget about that guy
anyways i wanna write something about Body Positivity
but i just want to make a disclaimer that whatever i write on this article, ini bukan dari sumber ahli melainkan from my innocent mind. *kidding lol
Before we start about my opinion, maybe we should know what is exactly Body Positivity means?
Jadi,
body positivity menurut yang gua tangkep dari artikel dan video di youtube (cmiiw) adalah sebuah sikap menerima 100%, mencintai, dan bersyukur apa yang ada di diri/tubuh kita, intinya kita menghargai tubuh kita tanpa berpikir untuk merubahnya agar terlihat cantik dan sempurna. Kita akan merasa tetap nyaman bagaimanapun bentuk dan penampilan yang ada di diri kita.
Nah,
tapi kenyataan yang ada di our society itu berbeda, banyak orang yang tidak merasa puas akan tubuh mereka (mostly perempuan). To be honest nih ya, gua melek tentang Body Positivity ini juga sebetulnya karena abis liat postingan ig stories dan blog dari mbak gitasav a.k.a panutan ku. Waktu gua baca postingan mbak gita di ig stories ini gua mikir "Kok ini gua banget yah?". Gua selalu ngerasa ga pernah puas dengan diri gua. Karena gua orangnya kalo kepo akan suatu hal yang ga gua tau pasti gua bakal cari seluk beluknya gitu deh. Nah dari situ gua makin tersentil-lah kalo selama ini gua tuh selalu Body Shaming bukan hanya ke diri gua tapi ke orang lain juga. Gua men-scan orang yang gua liat dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu gua komentarin deh tuh penampilannya dalem hati.
Eits, tenang. Itu Dinda yang dulu, insyaallah sekarang mah udah engga kok, ya walaupun kadang-kadang masih khilaf dikit tapi abis itu langsung istighfar kok haha.
Balik lagi ke Body Shaming, jadi kalian tau ga kira-kira apa yang membuat our society itu banyak yang melakukan ini. Beauty Standard. Yapp.
Beauty standard atau standar kecantikan yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri yang membuat kita tidak pernah puas oleh tubuh kita sendiri. Naluri manusia nya memang seperti itu sih, kita selalu saja menilai kekurangannya terlebih dahulu. Jangankan menilai orang lain, ketika bercermin pun kita pertama kali selalu tertuju pada kekurangan di tubuh kita.
for example "ihh kok idung gua gede banget yah?" atau "ihh kenapa lengan gua gede banget sih?"
dan yang lebih fucked up nya kita selalu meng-compare kekurangan diri kita itu kepada orang lain yang kita anggap lebih sempurna dan memenuhi beauty standard itu.
Gua pernah menonton sebuah video youtube yang berisi interview kepada orang-orang Korea Selatan yang berisi tanggapan terhadap orang-orang yang melakukan plastic surgery. Ya mereka menganggap itu sebuah hal yang sah-sah saja untuk dilakukan asal mereka merasa cantik/ganteng dan puas terhadap hasil dari surgery nya itu. Yang jadi pertanyaan apakah definisi dari puas itu sendiri, karena alamiahnya kita manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas.
Sebenarnya, apapun yang mereka lakukan itu ya hak mereka. Tapi menurut gua itu sayang aja kalo mental manusia begini semua, nantinya kalo begini terus kita akan punya pikiran bahwa sah-sah aja untuk mengubah tubuh kita, kita jadi makin mudah untuk melihat kekurangan yang ada di tubuh kita. Otomatis kita akan kehilangan rasa syukur terhadap apa yang telah tuhan kasih. Tubuh yang sempurna, lu masih dikasih mata untuk melihat, masih ada telinga untuk mendengar. Trus kita akan lebih memilih untuk mengganti dan merubah muka kita.
Jujur, gua juga pernah kok berpikiran untuk mengubah ini itu yang ada di tubuh gua. Tapi gua selalu diingatkan sama nyokap dulu ketika rasa ingin mengubah itu datang gua selalu di ingatkan untuk bersyukur dengan apa yang telah dikasih tuhan, gua juga alhamdulillah cukup dibekali pendidikan agama yang baik sejak dini jadi gua tahu bahwa mengubah ciptaan tuhan itu dosa.
Pemikiran-pemikiran seperti ini sebenarnya juga didukung oleh lingkungan kita yang memang selalu melihat fisiknya terlebih dahulu. Sadar atau tidak kita memang selalu menjunjung tinggi fisik seseorang. Budaya seperti ini juga makin didukung oleh kurangnya sosialisasi untuk berpositif terhadap diri sendiri. Jadi wajar-wajar aja kalo lingkungan ini berkembang dengan banyak pemikiran yang seperti itu. Mereka cenderung berpikir itu semua adalah hal mereka, toh mereka juga punya uang mereka sendiri bukan uang meminta kepada orang lain dan mereka pasti akan berpikir toh gua happy ini.
Happy? jadi dengan mengubah tubuh/muka mereka itu berarti salah satu source of happiness buat mereka? how sad, padahal banyak banget source of happiness manusia di dunia ini, tidak harus dengan mengubah tubuh mereka lantas mereka akan merasa happy. Mungkin dengan mereka merubah itu mereka akan merasa mereka akan tampil look good, padahal gatau tuh look good atas standard siapa? Harusnya sih source of happiness, source of confident seseorang tuh ga harus hanya dengan fisik, dengan kecerdasan misalnya atau dengan prestasi akademik atau non-akademik yang lu sudah capai.
Jadi mentality atau mindset kita yang healty itu adalah gimana kita bisa menerima 100% diri kita, in this case kita bisa menerima muka kita mau kaya apa ya emang kaya gini.
Tetapi, semua yang udah di ungkapkan diatas itu bukan berarti kita menerima tubuh ini dengan apa adanya. Misalnya kita overweight trus jadinya gampang sakit atau sebelum terkena penyakit kita harus menurunkan berat badan dan rajin olahraga bukan hanya untuk mengikuti beauty standard yang ada tetapi memang untuk taking care of urself. In this case juga berlaku untuk make up or skincare, kita tetap harus(sesuai kemauan) melakukan itu ya just bcause u wanna taking care of ur skin, not just because u want to pleased everyone. Coz fck everyone, u'll never pleased society, u always too that, too this. So just let do whatevs u love.
Yuk mulai dari diri sendiri dulu, dengan hal yang paling kecil ketika kita bertemu temen lama kita or whatevs stop basa-basi fisik. Karena kalau tidak sistem society yang mendewakan fisik itu tidak akan putus.
Stop scanning diri sendiri dan mencari kejelekan lu, stop thinking that everybody would care about what they'll gonna think bout u. (Walaupun emang ada sih orang yang suka scanning muka orang lain, n its my fkcin friend hahaha).
Walaupun emang susah sih untuk berpikir untuk stop giving a fuck about everything.
see yaaa
#BodyPositivity