Catcall dan Humor seksis? Pasti sudah tidak asing lagi bukan ditelinga kita ,
khususnya dikalangan kaum wanita. Mengapa kita harus menghentikan kedua hal
ini? Karena kedua hal tersebut termasuk ke dalam pelecehan seksual. Pernahkah
kamu khususnya para wanita ketika sedang berjalan sendiran atau bersama teman
dan melewati suatu tempat dan terdapat sekelompok laki-laki dan disitulah kamu
mulai dipanggi-panggil dan bahkan sampai diteriaki oleh mereka. Teriakan yang
mereka lontarkan sangat beragam, “Neng, mau kemana neng?”, “Assalamualaikum
cantik”, “Neng, senyum dong!”, “Neng, mau kemana sini abang anterin”, “Neng,
sini dong mampir dulu”, dan masih banyak
lainnya. Kejadian seperti itulah yang disebut dengan Catcall. Saya rasa hamper setiap wanita pernah mengalami kejadian
tersebut. Lalu bagaimana dengan humor seksis? Mungkin banyak diantara kita yang
tidak menyadari kehadiran humor seksis ini, karena dipengaruhi banyak hal. Salah
satunya adalah sistem patriarki yang memang sudah mendarah daging di masyarakat
kita. Sebelum kita membahas humor seksis lebih lanjut mari kita pahami dulu apa
itu humor seksis. Jadi humor seksis adalah sebuah guyonan yang berbau meremehkan
atau menghina berdasarkan jenis kelamin, khususnya perempuan.
Catcall, mengapa kita harus menghentikan
perilaku ini? Mungkin akan banyak yang menganggap bahwa catcall adalah hal yang sepele dan tidak patut untuk
dipermasalahkan lebih lanjut. Tapi apakah kalian tau bahwa catcall yang sering menimpa
wanita sangat berpengaruh besar. Catcall
dapat membuat seorang wanita selalu merasa waspada, takut, dan marah. Catcall juga termasuk ke dalam
objektivikasi terhadap wanita, mengapa? Contohnya adalah ketika ada yang berteriak
“Neng, senyum dong cemberut aja”. Menyuruh wanita untuk tersenyum seperti itu
memperlihatkan bahwa lelaki memiliki power
dan kontrol yang mereka punya atas tubuh wanita sampai mereka berani untuk
wanita yang bahkan tidak mereka kenal
untuk terlihat ramah di depan mereka. Nyatanya wanita berhak untuk melakukan
apapun yang ia inginkan, termasuk untuk tidak tersenyum kepada orang asing. Mengapa
hal ini dapat terjadi? Tentu saja karena budaya patriarki yang sudah terlalu
lama dilakukan oleh masyarakat kita. Catcall
adalah kekerasan secara verbal. Catcall
adalah perilaku yang mengganggu keamanan dan kenyamanan seorang perempuan
ketika beraktivitas, dan juga catcall
merupakan bentuk dari rasa tidak hormatnya pelaku dengan perempuan. Yang jelas semua orang baik
wanita atau pria mempunyai hak untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman ketika
berjalan. Tanpa adanya siulan, teriakan menggoda, tanpa adanya panggilan-panggilan
tidak pantas dan komentar yang dilontarkan mengenai tubuh kita.
Satu lagi
perilaku yang sampai saat ini masih banyak ditemukan dalam masyarakat kita,
yaitu humor seksis. Humor seksis dapat kita temukan dimana-mana, mulai dari di
warung kopi, di dalam kelas, sampai bahkan pada media elektronik seperti
televisi. Segitu mudahnya kita dapat menemukan humor seksis menggambarkan bahwa
hal tersebut sudah dianggap hal yang biasa. Perilaku mewajarkan humor seksis
seperti ini dapat membuat seksisme dan pelecehan seksual menjadi hal yang wajar
dan dapat dimaklumi pula. Hal seperti ini akan mendukung budaya yang melihat
bahwa perempuan adalah sebuah objek yang pantas untuk dijadikan bahan lawakan
dan akan ditertawakan beramai-ramai. Humor seperti ini menjadikan perempuan
sebagai objek dan target yang dianggap lucu padahal sangat mendiskriminasi dan
menyakitkan. Apa yang lucu dari tubuh perempuan? Ketika tubuh perempuan
ditelanjangi dalam bentuk lelucon, dimana letak lucunya? Dan yang lebih
menyakitkan adalah ketika perempuan yang sudah didiskriminasi dengan lelucon
tersebut, perempuanlah juga yang harus mengalah dan menerima dibalik kata “kan
cuma bercanda, jangan baper lah”. Sampai
kapan hal ini akan terus dilakukan? Sampai kapan toleransi akan diskriminasi
terhadap perempuan dan tubuhnya tetap berlangsung? Sampai kapan humor seksis
dan catcall atas tubuh perempuan dianggap normal? Sampai kapan?
Well done :) barbara 🤩🤩
BalasHapus