Kamis, 26 Maret 2020

Stop catcalling us and makes fun bout our body


        Catcall dan Humor seksis? Pasti sudah  tidak asing lagi bukan ditelinga kita , khususnya dikalangan kaum wanita. Mengapa kita harus menghentikan kedua hal ini? Karena kedua hal tersebut termasuk ke dalam pelecehan seksual. Pernahkah kamu khususnya para wanita ketika sedang berjalan sendiran atau bersama teman dan melewati suatu tempat dan terdapat sekelompok laki-laki dan disitulah kamu mulai dipanggi-panggil dan bahkan sampai diteriaki oleh mereka. Teriakan yang mereka lontarkan sangat beragam, “Neng, mau kemana neng?”, “Assalamualaikum cantik”, “Neng, senyum dong!”, “Neng, mau kemana sini abang anterin”, “Neng, sini dong mampir dulu”,  dan masih banyak lainnya. Kejadian seperti itulah yang disebut dengan Catcall. Saya rasa hamper setiap wanita pernah mengalami kejadian tersebut. Lalu bagaimana dengan humor seksis? Mungkin banyak diantara kita yang tidak menyadari kehadiran humor seksis ini, karena dipengaruhi banyak hal. Salah satunya adalah sistem patriarki yang memang sudah mendarah daging di masyarakat kita. Sebelum kita membahas humor seksis lebih lanjut mari kita pahami dulu apa itu humor seksis. Jadi humor seksis adalah sebuah guyonan yang berbau meremehkan atau menghina berdasarkan jenis kelamin, khususnya perempuan.
Catcall, mengapa kita harus menghentikan perilaku ini? Mungkin akan banyak yang menganggap bahwa catcall adalah hal yang sepele dan tidak patut untuk dipermasalahkan lebih lanjut. Tapi apakah kalian tau bahwa catcall yang sering menimpa wanita sangat berpengaruh besar. Catcall dapat membuat seorang wanita selalu merasa waspada, takut, dan marah. Catcall juga termasuk ke dalam objektivikasi terhadap wanita, mengapa? Contohnya adalah ketika ada yang berteriak “Neng, senyum dong cemberut aja”. Menyuruh wanita untuk tersenyum seperti itu memperlihatkan bahwa lelaki memiliki power dan kontrol yang mereka punya atas tubuh wanita sampai mereka berani untuk wanita yang bahkan tidak  mereka kenal untuk terlihat ramah di depan mereka. Nyatanya wanita berhak untuk melakukan apapun yang ia inginkan, termasuk untuk tidak tersenyum kepada orang asing. Mengapa hal ini dapat terjadi? Tentu saja karena budaya patriarki yang sudah terlalu lama dilakukan oleh masyarakat kita. Catcall adalah kekerasan secara verbal. Catcall adalah perilaku yang mengganggu keamanan dan kenyamanan seorang perempuan ketika beraktivitas, dan juga catcall merupakan bentuk dari rasa tidak hormatnya pelaku  dengan perempuan. Yang jelas semua orang baik wanita atau pria mempunyai hak untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman ketika berjalan. Tanpa adanya siulan, teriakan menggoda, tanpa adanya panggilan-panggilan tidak pantas dan komentar yang dilontarkan mengenai tubuh kita.
Satu lagi perilaku yang sampai saat ini masih banyak ditemukan dalam masyarakat kita, yaitu humor seksis. Humor seksis dapat kita temukan dimana-mana, mulai dari di warung kopi, di dalam kelas, sampai bahkan pada media elektronik seperti televisi. Segitu mudahnya kita dapat menemukan humor seksis menggambarkan bahwa hal tersebut sudah dianggap hal yang biasa. Perilaku mewajarkan humor seksis seperti ini dapat membuat seksisme dan pelecehan seksual menjadi hal yang wajar dan dapat dimaklumi pula. Hal seperti ini akan mendukung budaya yang melihat bahwa perempuan adalah sebuah objek yang pantas untuk dijadikan bahan lawakan dan akan ditertawakan beramai-ramai. Humor seperti ini menjadikan perempuan sebagai objek dan target yang dianggap lucu padahal sangat mendiskriminasi dan menyakitkan. Apa yang lucu dari tubuh perempuan? Ketika tubuh perempuan ditelanjangi dalam bentuk lelucon, dimana letak lucunya? Dan yang lebih menyakitkan adalah ketika perempuan yang sudah didiskriminasi dengan lelucon tersebut, perempuanlah juga yang harus mengalah dan menerima dibalik kata “kan cuma bercanda, jangan baper lah”.  Sampai kapan hal ini akan terus dilakukan? Sampai kapan toleransi akan diskriminasi terhadap perempuan dan tubuhnya tetap berlangsung? Sampai kapan humor seksis dan catcall atas tubuh perempuan dianggap normal? Sampai kapan?

1 komentar:

Stop catcalling us and makes fun bout our body

        Catcall dan Humor seksis? Pasti sudah   tidak asing lagi bukan ditelinga kita , khususnya dikalangan kaum wanita. Mengapa kita ha...